Jumat, 03 Januari 2020

Museum Madame Tussauds

Mumpung di Singapore, kita main ke pulau Sentosa. Tidak ingin ke universal studio karena bawa eyang dan Jaja. Keputusan tepat karena USS ramai luar biasa. Jadi diputuskan ke Madame Tussaud saja. Nyaman buat eyang dan Jaja.

Ke pulau sentosa dari hotel di steven road naik MRT arah harbour lalu sambung dengan express train dari vivo city. Antriannya banyak karena musim liburan. Kami turun di pemberhentian Imbiah, kereta sudah agak sepi karena banyak yang turun di USS.

Tidak jauh dari stasiun bisa kita temukan merlion. Eyang berfoto disitu. Dari Merlion kita jalan menuju Madame Tussauds. Ada eskalator yang memudahkan jalan menanjak jadi buat senior berumur 60+ dan bocah 8 tahun cukup meringankan.

Di museumnya ada paket tournya. Kemarin kita pilih semua.

Pertama ke area yang merasakan saat shooting film. Film India, jadi diriku tidak terlalu antusias, but it was fun!

Area kedua adalah sejarah Singapura. Bagus penyajiannya karena mereka kasih drama dan  patungnya bisa bicara. Cocok buat mengingat pelajaran sejarah.

Area ketiga baru museum Madame Tussauds yang isinya patung lilin. Jaja senang selama jalan di museum ini, mungkin karena tidak panas, jadi biarpun dia tidak kenal tokoh yg jadi patungnya, dia cukup terhibur dengan interior kekinian yang bikin dia wow wow..

Oh iya, kami sempat beli banyak roti buat bekal di vivo city untuk makan siang pengganjal perut. Akhirnya makan siang berat lagi di vivo city.




Senin, 23 Desember 2019

Jewel sebelah Changi

Liburan akhir tahun kami berhasil juga jalan ke Singapore. Dadakan, tunggu bonus turun. Seminggu sebelumnya baru pesen tiket pulang, dapatlah penerbangan murah. Tentu saja jam 8 pagi, terlalu pagi buat ukuran Singapore yang subuh jam 6 kurang.

Dari Jakarta jam 11.20 dan sampai Changi keluar imigrasi dan makan siang jam 4 sore. Jam tanggung buat terbang karena mau makan sebelum terbang belum terlalu lapar, setelah mendarat pun harus tunggu proses bagasi dan imigrasi, lalu antri makanan. Kami makan di heavenly wang yang sudah ada tulisan halal, di terminal 3, karena karena paling cepat ditemukan dengan menu variatif.



Masih dengan koper kabin kita ke jewel dengan sky train karena kita sampai di terminal 3 sementara jewel sebelah terminal 1. Sky train itu mirip mrt kecil.

Di Changi kami beli ez card dan sempat senang karena mengira bisa bonus foto di booth frozen 2. Ternyata tidak bisa hahaha. Kenapa? Karena tidak ada kuitansi pembeliannya. Lupa sih kemarin minta. Bocah ini sudah semangat mau foto dan masuk ke dunia elsa ala ala.

Turun dari sky train kita titip koper dulu di bawah. Bayar tentu saja. Jewel ramai pengunjung jadi ya tidak nyaman kalau sambil dorong koper biarpun ukuran kabin.

Di Jewel ngapain? Fotoin air terjun buatan. Gini, air terjunnya ditengah, kayak pancuran dari langit cuma dia membentuk jewel shape gitu. Jangan bandingin sama air terjun beneran yang ada disamping bukit ya. Namanya juga air terjun air terjunan.
Paling atas banget  membulat airnya, kerucutnya ada di basement.


Naik ke lantai 5 ada permainan anak anak. Duh lupa lagi deh namanya apa aja. Cuma kita gak main yang jalan di net itu karena Jaja minta buru buru ke hotel. Ada lapangan kecil yang punya beberapa cekungan, nanti ada saatnya muncul kabut dari cekungan itu. Ada seluncuran, ada foto sama santa, ada juga area salju saljuan.

Kalau yang jalan orang dewasa yang biasa keliling mall, lebih enak datang langsung keliling jewel. Karena kemarin dengan eyang dan Jaja maka harus kompromi.

Jadi paling pas ke jewel adalah saat baru datang sekalian. Tidak menyesal dengan rencana ini sih.

Sampai hotel jam 7 malam, lalu diriku dan suami keluar lagi cari obat alergi plus makan malam ke orchard. Ini karena dari berangkat Jaja biduran hilang timbul yang ga mempan pakai salep alergi. Cari loratadine di negeri lain repot juga karena kita kita googling watsons dan ternyata tidak semua watsons ada pharmacy.

Makan malam take away saat peak season yang antrinya manusiawi plus halal adalah piza pezo. Sempat mampir beli sushi unagi dan inari di takashimaya dept store plus air mineral.
Di Singapore, karena kerudungan, jadi tukang masaknya kasih isyarat kalau browsing makanan tidak halal. Keren buat minoritas!

Minggu, 22 Desember 2019

Setahun paska operasi jantung Jaja

November tahun ini sudah setahun di jantung Jaja terpasang plat buat menutup bocor jantung. Rada telat ketahuan kalau ada kebocoran.

Mami ini yang pertama kali menemukan. Awalnya daku meminta xray agar ketahuan apakah batuk tak kunjung reda adalah tanda sesuatu yang serius. Ternyata paru paru ok saja, malah disarankan cek jantung karena ada sesuatu yang harusnya tidak bengkak tetapi terlihat bengkak.

Waktu itu hipotesanya ada dua, tidak bocor karena tidak terdengar bising, atau bocor yang kelewat besar jadi tidak terdengar bising. Cek dengan ecg ternyata memang bocor cukup besar sampai tidak menimbulkan bising. ASD namanya. Dekat paru paru. Penutupan menggunakan kateter berisi sejenis plat yang bisa dilewatkan ke lubang, melalui pembuluh dari paha.

Kami pakai bpjs untuk ASD closure. Prosedurnya diikuti dari awal. Mulai dari puskesmas lalu rsud. Akhirnya ke rscm. Sehari saja setelah pengerjaan sudah boleh pulang. Pakau bpjs gratis. Ini membantu banget.

Paska operasi tidak disarankan dokter untuk olahraga yang bersifat kompetitif. Selama setahun dulu. Ya iyalah, dia pernah naik sepeda terus batuk batuk sampai keringat dingin.

Kalau sekarang sudah dicoba rutin berenang. Badannya juga lebih berisi. Berarti kebocoran kemarin pengaruh ke asupan zat gizinya.

Alhamdulillah.